Sudah
lama sekali saya tidak membaca buku medieval yang bertemakan kerajaan.
Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jennifer A.
Nielsen yang membangkitkan kembali semangat saya dalam membaca novel
bertemakan kerajaan. Pertama kali saya melihat buku "The False Prince"
yang ditulis oleh Jennifer A. Nielsen, saya langsung beranggapan bahwa
buku ini bersifat kekanak-kanakan karena covernya yang menggunakan
karakter anak kecil dan tokoh utamanya seorang anak kecil. Dan saya pun
tidak membeli buku tersebut meskipun saya merasa bahwa buku tersebut
menarik. Beberapa kali melihat buku tersebut terpajang di Gramedia pun
tidak membuat saya menjadi ingin membaca buku tersebut. Baru pada suatu
hari ketika Gramedia mengadakan promo 25% bagi para member Kompas
Gramedia Value Card, saya melihat sebuah buku berjudul "The Runaway
King" yang menurut saya sangat menarik. Kok bisa ? Bagaimana tidak,
sejak dulu saya memiliki kelemahan bagi buku-buku yang memiliki tokoh
utama adalah raja. Covernya pun kali ini dibuat dengan menggunakan warna
hijau dan simbol pedang dengan ukiran gagang pedang seperti pada zaman
dahulu kala. Hal ini membuat saya langsung tertarik dengan novel
tersebut.
Tidak
dapat dibayangkan betapa kagetnya saya, ketika mengetahui bahwa buku
"The Runaway King" merupakan buku kedua dari trilogy "Takhta" dimana
"The False Prince" merupakan buku pertamanya. Kontan saat itu saya
langsung yakin bahwa saya harus membeli kedua buku tersebut. Dan eng ing
eng, akhirnya saya pun membeli kedua buku tersebut. Tentunya semangat
ini semakin didorong dengan adanya promo 25% dari Gramedia ^^. Setelah
pulang, saya pun langsung membaca buku "The False Prince". Buku ini
sangat menarik. Sejak pertama kali membaca, saya seolah tidak dapat
melepaskan diri dari keasyikan membaca kata demi kata. Dan tanpa sadar,
saya dapat menyelesaikan buku tersebut dengan cepat. Dari segi cerita,
buku ini sangat unik karena ceritanya menggunakan tokoh seorang anak
kecil yang bahkan bisa dibilang masih bocah, tetapi memiliki alur yang
sangat dewasa.
Tokoh
utamanya bernama Sage. Dia adalah seorang anak yatim piatu di sebuah
negara Carthya. Pada suatu hari dia diculik oleh seorang bangsawan
bernama Bevin Connor untuk menjalankan sebuah rencana yang sangat
mustahil yaitu menyamar menjadi seorang pangeran. Kontan, Sage pun
menolak rencana tersebut, namun apa daya Connor mengancam akan membunuh
mereka yang menolak atau memberitahukan rencana tersebut. Dengan pilihan
kematian atau ikut berpura-pura menyamar sebagai pangeran, Sage pun
berusaha dengan sungguh-sungguh agar terpilih menjadi sang pangeran.
Dalam cerita ini, Sage memiliki 2 orang rival yaitu Tobias seorang kutu buku yang berbahaya dan Roden pemberontak yang memiliki ambisi. Sebagai pembaca, kita diajak untuk mengikuti perjuangan Sage dalam
usahanya menjadi seorang pangeran bersama dengan kesulitan-kesulitan
yang harus dihadapinya.
Dari
segi penulisan, Jennifer A. Nielsen dapat menuliskannya dengan sangat
baik. Setiap kata-kata yang ada di buku ini tidak ada yang sia-sia,
tetapi semakin membawa kita untuk terhanyut dalam alur cerita yang
menawan dan menyentuh perasaan. Bagi para pencinta novel yang bertemakan
kerajaan, saya sangat merekomendasikan buku ini karena ceritanya yang
sederhana namun istimewa. Saya pun tidak sabar untuk membaca novel
keduanya. Great job for Ms. Jennifer A. Nielsen. Cannot wait for
Gramedia to published the third novels. ^^
Have a great day, everyone
Regards,
Angela
No comments:
Post a Comment
Thank you for your comment