Showing posts with label Review. Show all posts
Showing posts with label Review. Show all posts

Friday, July 28, 2017

Book Review : Quantum Space by Douglas Phillips




Synopsis :

A trillion neutrinos just passed through your body. You might want to buckle up...

High above the windswept plains of Kazakhstan, three astronauts on board a Russian Soyuz capsule begin their reentry. A strange shimmer in the atmosphere, a blinding flash of light, and the capsule vanishes in a blink as though it never existed.

On the ground, evidence points to a catastrophic failure, but a communications facility halfway around the world picks up a transmission that could be one of the astronauts. Tragedy averted, or merely delayed? A classified government project on the cutting edge of particle physics holds the clues, and with lives on the line, there is little time to waste.

Daniel Rice is a government science investigator. Marie Kendrick is a NASA operations analyst. Together, they must track down the cause of the most bizarre event in the history of human spaceflight. They draw on scientific strengths as they plunge into the strange world of quantum physics, with impacts not only to the missing astronauts, but to the entire human race.

Review :

It have been long time since I last read and review any book. Maybe I am just too tired or what. Don't feel like reading much, let alone review it. But now I am back with this book.

First I have to say that I don't really like the cover. Too simple for my liking but I like the tittle. The story itself is quite simple. It was about missing Russian Space capsule when trying to reentry earth after some time in the space. Everyone was waiting for the ship to arrive but it just missing and no radar can find it. It was as if they just vanished out of nowhere. Our main characters job are to investigate it. There are 2 main characters. The first are Dr. Daniel Rice, scientist and Marie Kendrick, NASA analyst. Why not law enforcement ?! Maybe you ask. You have to read the novel to know why. Hehe

Anyway, I really like the novel. I will concede that it doesn't really hook me because the story is very simple. I really mean it. Despite one or two mysteries and "bad things", nothing really happen. I kind of understand why. This is not crime thriller novel after all. The focus are into the investigation and the science fiction technology. Still it was quite unpredictable and twisted regarding the ending. Some will like it and some will not. Personally for me, I don't really like it. But I respect the decision. The characters itself are quite nice (except canon fodder bad guys). Not the best but okay, no super human, one man team. I see that this novel have side story aka novella. But right now I am not too incline to read it because of the ending. The ending made me realize that it was not my typical science fiction novel that I usually read. Different taste. Over all, I recommend this story for science fiction lovers that want to read about science fiction technology and not too invested with crime aspect of it.

Rating : 4 of 5 stars


Regards, 
Angela

Wednesday, January 25, 2017

Game Review : Faster Than Light (FTL)





At last, I decided to buy this phenomenal indie game called Faster Than Light. According to their website FTL Game, this game is about becoming your own star ship captain. This game was developed by Matthew Davis and Justin Ma. This is the third game I played as star ship captain after Star Command and Battlestation : Harbinger (now called Battlevoid : Harbinger). 

Review : 

This game is quite simple. It was very user friendly. There's the tutorial and you can choose the easy mode for learning. But I have to warn though, it was still quite challenging even in easy mode ^^. Basically you just need to bring your spaceship to certain place for delivering secret document (if I were not mistaken). But during your journey, there will be many enemies that you have to defeat. The mechanic itself is like Sims Simulation. You control the space ship and deliver the energy and crew for healing, shield, weapon, control, fuel, etc. You have limited energy and decide how to deliver the energy for each division to maximize your ship chance for winning. After you defeat the enemy, you will gain points to upgrade your space ship. 
   



I quite like the game. It was very fun. Not too hard and not too easy. Unfortunately, it use perma death. It means you cannot stop in the middle of the game. When you die, you really die and you have to restart from the beginning. I will be honest. I am not fan of perma death, especially for long game like FTL. Other than that, it was a good and challenging game. You have to think how to defeat the enemy using limited resources. Sometimes the same strategy cannot work with strong enemy. The visual itself is quite easy on the eyes. You won't have any trouble differentiate what is what. The price is also quite affordable. But it's better if you can buy it when it was on sale. I buy it on sale for about 3$ on Steam. I recommend this game for people who want to play space ship simulation game. 

Rating : 7 of 10


Regards, 
Angela

Monday, September 8, 2014

Movie Review: Lucy

Hi teman-teman semua, bagaimana kabar kalian? Saya harap kalian punya weekend yang menyenangkan minggu lalu.

Pada kesempatan ini, saya ingin me-review tentang film yang baru saja saya tonton, Lucy.


Film ini adalah film Science-Fiction Perancis yang ditulis dan disutradarai oleh Luc Besson.

Ide film ini cukup sederhana dan menarik, seperti yang tertulis pada poster filmnya, manusia rata-rata hanya menggunakan 10% dari kapasitas otaknya, apa yang dapat seseorang lakukan apabila menggunakan 100% dari kapasitas otaknya?

Film ini diperankan oleh Scarlett Johansson atau lebih akrab disapa Scarjo. Scarjo dengan tidak sengaja ditangkap ketika sedang mengirimkan sebuah koper metal. Ternyata koper metal itu berisi 4 buah bungkus obat yang mengandung CPH4. Saat sedang menjadi tawanan, salah seorang penjaga nya menendang perutnya dan tanpa sengaja obat yang dijahit paksa di dalam perutnya itu bocor dan obat tersebut masuk ke dalam jaringan darahnya, sejak itu ia memiliki kemampuan-kemampuan ajaib seperti telekinesis, telepati, perpindahan waktu, dll.

Lucy pun mencari ketiga orang lainnya dan berusaha untuk mengumpulkan ketiga bungkus obat tersebut. Lucy juga menghubungi seorang profesor yang diperankan Morgan Freeman, untuk mengetahui dan berbagi apa yang terjadi pada otak nya.

Menurut saya, ide film ini sungguh sederhana, tapi menarik. Akting Scarjo juga sangat bagus, ditambah lagi dengan plot film ini yang berjalan jelas dan tepat. Menurut sumber berita, film ini juga mendapat respons yang baik di Amerika, yakni menduduki peringkat ketiga Box Office di sana dengan meraup keuntungan USD 240 million pada bulan-bulan pertama pemutarannya. Sungguh profit yang sangat baik bila dibandingkan dengan budget film yang hanya USD 40 million.

Untuk para penggemar film Science Fiction seperti saya, saya sarankan untuk nonton film ini, sangat menghibur.

Rating: 4.5/5



Regards,


Selene.

Tuesday, August 26, 2014

Review film: About Time



Hi bloggers, apa kabar? Semua dimana pun anda berada, anda dalam keadaan sehat selalu.
Saat ini saya ingin me-review sebuah film yang saya tonton hari Sabtu kemarin yang berjudul About Time.

Film ini bercerita tentang seorang lelaki bernama Tim Lake yang memiliki kemampuan  yang diturunkan sang ayah, yakni bisa pergi ke masa lalu dan mengulangi hal-hal yang pernah terjadi.

Pada sebuah musim panas, Tim naksir seorang gadis bernama charlotte yang tengah liburan musim panas di kediaman Tim. Charlotte sangat cantik dan Tim pun berusaha untuk mendapatkan Charlotte sebagai pacarnya. Pada hari terakhir Charlotte, dia masuk ke kamarnya dan menanyakannya apabila dia berkenan menjadi pacarnya, namun Charlotte menolak dan berkata seharusnya Tim menanyakan hal ini ketika awal-awal kedatangan Charlotte. Mengikuti saran Charlotte, Tim pun pergi ke masa lalu dan kembali bertanya pada Charlotte hal yang sama dan Charlotte malah menjawabnya seharusnya dia bertanya hal ini pada hari terakhir Charlotte di sana. Belajar dari smua ini Tim sadar bahwa Charlotte sama skali tidak mencintainya.

Sejalannya waktu, Tim pun move on dan belajar ilmu hukum dan menjadi seorang pengacara. Tidak lama kemudian, Tim bertemu seorang gadis bernama Mary yang benar-benar ia cintai. Hal-hal romantic pun terjadi di antara mereka. Soundtrack film ini pun juga bagus menambah feel romantis yang didapat dari adegan-adegan antara Tim dan Mary. Beberapa kali Tim kembali ke masa lalu mengulangi beberapa hal-hal ceroboh yang ia lakukan sehingga setiap kejadian antara ia dan Mary tampak sempurna. Mary pun menjadi sangat mencintai Tim dan menjadi istri Tim pada akhirnya. Mereka dikaruniai anak perempuan bernama Posy.

Suatu hari Kit, adik Tim mengalami kecelakaan karna kebanyakan minum alcohol akibat stress dengan percintaaan yang tidak bahagia dan karir yang hancur. Tim berusaha balik ke masa lalu untuk mengintervensi hidup Kit, tapi ketika ia balik ke masa sekarang Tim malah menemukan Posy tidak pernah ada dan hanya anak lelaki yang ada. Kaget dengan hal ini, ia menanyakan kepada ayahnya, ayahnya pun menjelaskan apabila Tim berusaha mengubah kejadian-kejadian pada hidup orang lain sebelum anaknya dilahirkan maka hal-hal yang terjadi kemudian pada hidup nya akan berbeda jadinya. Lalu Tim pun akhirnya balik ke masa lalu dan berusaha membuat Kit yang merubah hidupnya sendiri, sehingga hidup nya di masa mendatang kemudian tetap sama.

Ayah Tim mengidap kanker terminal akhir dan tidak dapat diselamatkan lagi. Pergi ke masa lalu pun tidak dapat menyelamatkan nya. Ayah Tim hanya dapat pergi ke masa lalu untuk memperpanjang waktunya untuk menikmati kebersamaan keluarga. Pada hari-hari terakhirnya, dia memberitahukan Tim untuk hidup setiap hari dua kali. Pertama, untuk merasakan hal-hal yang tidak terduga dan stress di balik kejadian yang terjadi. Kedua, untuk menghargai hikmah kecil di balik kejadian yang ada dan momen special tanpa harus mengubah apa yang terjadi (dan menghindari mengubah masa depan). Tim pun menuruti saran sang ayah.

Menurut saya, film ini merupakan film percintaan komedi yang cukup menghibur, saya dapat menikmati adegan-adegan romantis didukung dengan soundtrack yang sangat mendukung. Plot film ini pun berjalan cukup baik dan dapat dinikmati. Sangat disayangkan, saya tidak begitu mendapatkan inti dari film ini. Pesan yang ingin dimaksudkan kurang terasa. But so far, it’s a good movie. Cukup menghibur untuk film akhir pekan.

Rating: 3.5/5

Selamat menonton bagi yang belom menonton.

Salam,

Selene.

Thursday, July 17, 2014

Book Review : The Runaway King by Jennifer A. Nielsen (spoiler)



Hello all,

Seperti yang telah saya tuliskan di post sebelumnya, saya pun membaca novel kedua dari trilogy Takhta yaitu The Runaway King. Novel kedua ini merupakan kelanjutan langsung dari novel pertamanya.

(spoiler)

Setelah diangkat menjadi raja, pangeran Jaron yang masih muda harus memimpin kerajaan Carthya. Kematian keluarga kerajaan pun diumumkan secara resmi dan dimakamkan. Banyak raja dari kerajaan tetangga yang menghadiri upacara pemakaman ini, termasuk raja Vargan dari kerjaan Avenia yang ingin merebut tanah milik Carthya. Akibatnya raja Jaron pun memilih menghindari upacara pemakaman tersebut. Namun, malang seperi tak pernah menjauh, seseorang berusaha membunuhnya di sebuah taman. Ia pun menjadi sangat kaget karena mengenali sang pembunuh. Tidak berhenti sampai di sana, istana Carthya menganggap raja Jaron belum dewasa dan ingin mengangkat seorang Wali. Jaron yang tumbuh dewasa sebelum waktunya pun menyadari bahaya yang harus dihadapi kerajaan Carthya. Demi menyelamatkan Carthya, ia pun meninggalkan kerajaannya.

Melalui novel kedua ini, kita diajak untuk menyelami perjuangan raja Jaron dalam menghadapi musuh-musuh kerajaan Carthya bahkan hingga musuh dalam selimut. Kita seolah-olah ikut merasakan penderitaan lahir dan batin yang dialaminya. Tak pelak, kita ikut bersimpati dengan penderitaan yang harus ia tanggung sebagai seorang raja dan anak yang kehilangan keluarganya. Banyak pengorbanan yang harus ia lakukan agar kerajaannya yang berada di ambang peperangan, dapat bertahan. Sekali lagi, Jennifer A. Nielsen menunjukkan kepiawaiannya dalam melukiskan perasaan dan pikiran Jaron sehingga dapat tersampaikan dengan sangat baik.

Novel kedua ini memiliki alur cerita yang lebih dewasa dan menyentuh perasaan dibandingkan novel pertamanya. Di tengah penderitaan yang seolah tidak ada habisnya, muncul setitik cahaya yang memberikan pengharapan dalam wujud yang tak terduga. Meskipun demikian, perjuangan Jaron masih jauh dari selesai. Bagaimanakah Jaron dapat mempertahankan kerajaannya dari musuh-musuhnya ? semua itu akan terjawab dalam seri ketiga nya The Shadow Throne. Namun, hingga kini novel ketiganya belum diterbitkan oleh Gramedia. Mari berharap agar Gramedia segera menerbitkan novel ketiganya. Thank you for reading this blog and have a great day.

Regards,
Angela


Tuesday, July 15, 2014

Book Review : "The False Prince" by Jennifer A. Nielsen



Dear all,

Sudah lama sekali saya tidak membaca buku medieval yang bertemakan kerajaan. Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jennifer A. Nielsen yang membangkitkan kembali semangat saya dalam membaca novel bertemakan kerajaan. Pertama kali saya melihat buku "The False Prince" yang ditulis oleh Jennifer A. Nielsen, saya langsung beranggapan bahwa buku ini bersifat kekanak-kanakan karena covernya yang menggunakan karakter anak kecil dan tokoh utamanya seorang anak kecil. Dan saya pun tidak membeli buku tersebut meskipun saya merasa bahwa buku tersebut menarik. Beberapa kali melihat buku tersebut terpajang di Gramedia pun tidak membuat saya menjadi ingin membaca buku tersebut. Baru pada suatu hari ketika Gramedia mengadakan promo 25% bagi para member Kompas Gramedia Value Card, saya melihat sebuah buku berjudul "The Runaway King" yang menurut saya sangat menarik. Kok bisa ? Bagaimana tidak, sejak dulu saya memiliki kelemahan bagi buku-buku yang memiliki tokoh utama adalah raja. Covernya pun kali ini dibuat dengan menggunakan warna hijau dan simbol pedang dengan ukiran gagang pedang seperti pada zaman dahulu kala. Hal ini membuat saya langsung tertarik dengan novel tersebut.

Tidak dapat dibayangkan betapa kagetnya saya, ketika mengetahui bahwa buku "The Runaway King" merupakan buku kedua dari trilogy "Takhta" dimana "The False Prince" merupakan buku pertamanya. Kontan saat itu saya langsung yakin bahwa saya harus membeli kedua buku tersebut. Dan eng ing eng, akhirnya saya pun membeli kedua buku tersebut. Tentunya semangat ini semakin didorong dengan adanya promo 25% dari Gramedia ^^. Setelah pulang, saya pun langsung membaca buku "The False Prince". Buku ini sangat menarik. Sejak pertama kali membaca, saya seolah tidak dapat melepaskan diri dari keasyikan membaca kata demi kata. Dan tanpa sadar, saya dapat menyelesaikan buku tersebut dengan cepat. Dari segi cerita, buku ini sangat unik karena ceritanya menggunakan tokoh seorang anak kecil yang bahkan bisa dibilang masih bocah, tetapi memiliki alur yang sangat dewasa. 

Tokoh utamanya bernama Sage. Dia adalah seorang anak yatim piatu di sebuah negara Carthya. Pada suatu hari dia diculik oleh seorang bangsawan bernama Bevin Connor untuk menjalankan sebuah rencana yang sangat mustahil yaitu menyamar menjadi seorang pangeran. Kontan, Sage pun menolak rencana tersebut, namun apa daya Connor mengancam akan membunuh mereka yang menolak atau memberitahukan rencana tersebut. Dengan pilihan kematian atau ikut berpura-pura menyamar sebagai pangeran, Sage pun berusaha dengan sungguh-sungguh agar terpilih menjadi sang pangeran. Dalam cerita ini, Sage memiliki 2 orang rival yaitu Tobias seorang kutu buku yang berbahaya dan Roden pemberontak yang memiliki ambisi. Sebagai pembaca, kita diajak untuk mengikuti perjuangan Sage dalam usahanya menjadi seorang pangeran bersama dengan kesulitan-kesulitan yang harus dihadapinya.

Dari segi penulisan, Jennifer A. Nielsen dapat menuliskannya dengan sangat baik. Setiap kata-kata yang ada di buku ini tidak ada yang sia-sia, tetapi semakin membawa kita untuk terhanyut dalam alur cerita yang menawan dan menyentuh perasaan. Bagi para pencinta novel yang bertemakan kerajaan, saya sangat merekomendasikan buku ini karena ceritanya yang sederhana namun istimewa. Saya pun tidak sabar untuk membaca novel keduanya. Great job for Ms. Jennifer A. Nielsen. Cannot wait for Gramedia to published the third novels. ^^

Have a great day, everyone

Regards, 
Angela

Tuesday, June 24, 2014

Experience With Uber Jakarta

 Dear all,

Now I would like to share with you guys my experience using Uber Jakarta

Pertama kali aku ingin menggunakan Uber adalah pada malam hari, namun saat itu tidak terdapat Uber, mungkin karena sudah terlalu malam sehingga akhirnya batal menggunakan Uber. Pengalaman kedua ingin menggunakan Uber juga terpaksa dibatalkan karena lokasi yang jauh dan waktu tunggu yang lama dari Uber untuk datang ke tempat saya, sehingga terpaksa dibatalkan.

Kok batal terus sih ????

So, akhirnya pada suatu hari, aku memutuskan untuk bersikeras menggunakan Uber. Saya bertekat hari itu harus berhasil menggunakan Uber. So, aku coba kembali untuk memesan Uber. Dari HP aku terlihat pesan bahwa Uber akan tiba dalam waktu 15 menit dengan menggunakan mobil Toyota Innova. So, aku tunggu aja secara saat itu juga sedang tidak buru2. Padahal ngarepnya Mercy atau Alphad, apa daya Innova yang datang LOL.

Akhirnya setelah 15 menit, jadi donk naik Uber ????

Uber yang digembar gemborkan dapat melayani penumpang dalam waktu singkat, sepertinya harus terganjal oleh kemacetan yang luar biasa di Jakarta. Alhasil, barulah tuh Uber sampai dalam waktu 45 menit. Itupun setelah pihak sopir Uber memilih untuk mempersingkat jalur melalui Semanggi dan  mengeluarkan kocek pribadi (waduh baik banget yah nih bapak supir).

Lalu ? lalu ?

Akhirnya naik lha aku ke Innova Uber. Selidik demi selidik, akhirnya diketahui bahwa di Jakarta, Uber bekerja sama dengan rental. Sekarang ini Uber bekerja sama dengan Express Group dan kendaraan yang dipakai adalah Toyota Innova dan Toyota Camry. Sepanjang jalan sempat ngobrol-ngobrol dengan supir. Tak terasa akhirnya tibalah di tempat tujuan.

Yang paling penting nih berapa biayanya ????

Perjalanan saya memakan waktu kurang lebih 30 menit (sudah termasuk macet) dari Sudirman ke Central Park, dikenakan biaya sebesar Rp 47,500,- yang di charge ke kartu kredit. So, sebelum naik Uber harus daftar terlebih dahulu dengan kartu kredit. Kesan aku naik Uber adalah supirnya sopan, mudah digunakan (tidak perlu telepon ataupun melambaikan tangan untuk memanggil taksi, sebaliknya supir Uber yang menelopon kita), bisa memantau lokasi perjalanan mobil, cashless alias tidak perlu repot dengan uang tunai, bisa digunakan untuk mengantar atau menjemput tamu, tidak terlihat naik taksi HiHiHi.

Ada promonya gak sih ????

Ada donk, untuk menarik minat pengunjung Uber memberikan promosi gratis naik untuk pertama kali hingga Rp 100.000,-. So bagi yang berminat, buruan daftar di : Promo Uber

Have fun guys ^^

Regards,
Angela



Wednesday, June 4, 2014

Jakarta Book Fair 2014



Nice to meet you again, guys ^^

Beberapa hari yang lalu, telah diadakan Jakarta Book Fair 2014 di Istora Senayan. Tidak dapat dibayangkan betapa senangnya hati saya ketika  mendengar akan diadakannya kembali Jakarta Book Fair setelah ditidadakan beberapa tahun yang lalu atau diadakan secara tidak memadai.

Jakarta Book Fair tahun ini kembali diadakan di Istora Senayan yang luas. Sama seperti pada tahun-tahun lalu, untuk masuk tidak dikenakan biaya alias gratis. Di acara Book Fair ini terdapat banyak penerbit dan toko buku yang menjual buku-buku mereka dengan harga diskon. Tidak hanya itu, bahkan di stand-stand tersebut dijual pula buku-buku lama dan buku-buku langka yang tidak tersedia lagi di Gramedia. Saya datang kesana pada hari kedua, berkeliling dan memilih buku-buku yang "berharga". Tahun ini, saya hanya membeli 2 buku lama (yang tidak pernah saya liat sebelumnya di Gramedia) dan 1 buku baru dari Ufuk (yang dijual dengan diskon 40%).

Dilihat sepintas tidak ada perbedaan yang berarti dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali jumlah stand yang lebih sedikit. Saya ke sana pada malam hari sehingga jumlah pengunjung sedikit dan saya dapat memilih dengan leluasa. Namun, sayangnya saya tidak sempat mengambil foto dengan buku-buku yang telah dibeli untuk diikut sertakan dalam kompetisi selfie yang diadakan. Overall, saya merasa sangat puas dengan acara Book Fair kali ini setelah sebelumnya merasa kecewa dengan penyelenggaraan Jakarta Book Fair di FX Senayan.

Saya berharap agar kedepannya kembali diadakan acara Jakarta Book Fair yang notabene sangat berguna bagi penulis, penerbit, dan pembaca buku. Semoga pula kedepannya Jakarta Book Fair menjadi lebih meriah dan bermanfaat. Cannot wait to come again next year ^^

Regards,
Angela